Museum
Purbakala Trinil yang telah mendapatkan pengakuan unesco sebagai peninggalan
zaman kuno terletak di Dukuh Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar,
Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Museum
Purbakala Trinil berada sekitar 5 kilometer arah utara dari jalan raya
Solo-Surabaya. Untuk menuju museum ini, dari Kota Ngawi dapat menggunakan jasa
bus umum arah Solo begitu juga sebaliknya. Turun di gapura besar yang menjadi
penanda menuju Museum Trinil. Dari gapura tersebut,dapat mencarter ojek untuk
sampai ke museum dengan menempuh jarak sekitar 5 kilometer. Pada halaman
museum, sengaja dikonsep sebagai taman bermain lengkap dengan patung-patung
hewan purba. Di halaman museum juga terdapat bangunan pendopo yang dapat
digunakan para pengunjung untuk beristirahat.
Selain itu, yang menjadi pokok utama pada halaman museum adalah terdapat tugu peringatan yang dibangun oleh ilmuwan Belanda Eugene Dubois, sebagai tanda lokasi ditemukannya fosil langit-langit tengkorak dan tulang paha atas manusia Jawa "Pithecantropus Erectus" yang menjadi andalan dari Situs Trinil. Kemudian, memasuki museum, pengunjung akan langsung berada di ruang utama pameran yang dipenuhi dengan fosil-fosil hewan dan tumbuhan purba. Fosil-fosil tersebut ditata apik dalam almari kaca lengkap dengan papan informasinya. Di antaranya adalah, fosil beberapa bagian tubuh dari gajah purba, kerbau purba, banteng purba, dan masih banyak lagi.
"Sementara, untuk fosil tulang tengkorak manusia purba, yang dipamerkan hanya duplikatnya saja. Sebab yang asli telah dibawa ke Negara Belanda," ujar Juru Pelihara Museum Trinil Ngawi, Catur Hari Gumono.
Menurut dia, koleksi fosil yang ada di Museum Trinil sangat banyak, sekitar 1.500 fosil. Sayangnya, jumlah koleksi tersebut, baru sekitar 1.000 fosil yang sudah diteliti dan teridentifikasi.
"Sisanya masih disimpan di gudang yang sekaligus menjadi kantor Museum Trinil. Fosil-fosil tersebut sebagian belum diapa-apakan sejak ditemukan," terang Catur.
Adapun, hal yang membuat belum ditelitinya ratusan fosil tersebut karena keterbatasan tenaga ahli yang ada di museum setempat. Sejak berdiri pada tahun 1991, Museum Trinil tidak mempunyai tenaga konservasi ataupun arkeolog yang bisa meneliti setiap fosil yang ditemukan.
Selain itu, yang menjadi pokok utama pada halaman museum adalah terdapat tugu peringatan yang dibangun oleh ilmuwan Belanda Eugene Dubois, sebagai tanda lokasi ditemukannya fosil langit-langit tengkorak dan tulang paha atas manusia Jawa "Pithecantropus Erectus" yang menjadi andalan dari Situs Trinil. Kemudian, memasuki museum, pengunjung akan langsung berada di ruang utama pameran yang dipenuhi dengan fosil-fosil hewan dan tumbuhan purba. Fosil-fosil tersebut ditata apik dalam almari kaca lengkap dengan papan informasinya. Di antaranya adalah, fosil beberapa bagian tubuh dari gajah purba, kerbau purba, banteng purba, dan masih banyak lagi.
"Sementara, untuk fosil tulang tengkorak manusia purba, yang dipamerkan hanya duplikatnya saja. Sebab yang asli telah dibawa ke Negara Belanda," ujar Juru Pelihara Museum Trinil Ngawi, Catur Hari Gumono.
Menurut dia, koleksi fosil yang ada di Museum Trinil sangat banyak, sekitar 1.500 fosil. Sayangnya, jumlah koleksi tersebut, baru sekitar 1.000 fosil yang sudah diteliti dan teridentifikasi.
"Sisanya masih disimpan di gudang yang sekaligus menjadi kantor Museum Trinil. Fosil-fosil tersebut sebagian belum diapa-apakan sejak ditemukan," terang Catur.
Adapun, hal yang membuat belum ditelitinya ratusan fosil tersebut karena keterbatasan tenaga ahli yang ada di museum setempat. Sejak berdiri pada tahun 1991, Museum Trinil tidak mempunyai tenaga konservasi ataupun arkeolog yang bisa meneliti setiap fosil yang ditemukan.
Harga tiket
untuk memasuki Museum Trinil adalah Rp.5000,-Tiket ini dibayarkan di pos
penjaga yang terdapat di luar museum sudah termasuk tiket pakir kendaraan anda.
Berikut foto
– foto musim trinil
Manusia Purbakala
Kepala bagian manusia purba kala
Kepala bagian depan manusia purba kala
Proses manusia
fosil gigi gajah |
Peta Indonesia zaman dahulu |
Tri Yono Narsis |